Mengenal Sinisme Dalam Sebuah Filsafat dan Kebahasaan -->

Iklan Semua Halaman

Mengenal Sinisme Dalam Sebuah Filsafat dan Kebahasaan

Sabtu, 02 November 2024


Kata "sinis" atau (synical) seringkali mendapat konotosi negatif. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menerjemahkan sinisme sebagai pandangan atau pernyataan yang mengecek atau memandang rendah. 


Kata "sinis" juga mengacu pada pandangan yang tidak melihat kebaikan dan meragukan sifat baik manusia. Lalu benarkah sinisme selalu bermakna negatif?


Lillian Florence Hellman seorang penulis terkenal di Amerika mengungkapkan bahwa "Cynicism is an unpleasant way of saying the truth." Bahwa sinisme merupakan cara tidak menyenangkan untuk mengatakan sebuah kebenaran. Kalimat ini menjadi motto dari blog https://cynical-c.com


Sinisme tidak selalu bermakna negatif, terkadang seseorang mengeluarkan kalimat sinis untuk mengatakan sebuah kebenaran. Walaupun penyampaikan kebenaran tersebut terasa menyakitkan bagi mereka yang menjadi objek sinisme. 


Majas Sinisme


Gorys Kerap mengungkapkan bahwa sinisme merupakan sindiran berbentuk sanksi dan mengandung ejekan terhadap ketulusan dan keikhlasan hati.


Dalam bahasa Indonesia, penggunaan majas sinisme dilakukan untuk menyatakan sindiran secara terang-terangan. Pengungkapan kebenaran secara langsung inilah yang kadang dimaknai negatif oleh lawan bicara. 


"Kamu memang berani, tetapi hanya berani diucapan saja". 

"Kamu sukanya cari muka, walaupun kemampuanmu nol besar." 


Model kalimat langsung seperti ini bagi beberapa orang tidak bisa diterima dengan baik. 


Filsafat Sinisme


Akar dari lahirnya majas sinisme yaitu filsafat sinisme. Aliran filsafat Yunani Kuno ini bertolak dari menganggap orang lain lebih buruk. Antisthenes (445-365 SM) merupakan salah satu tokoh dari filsafat Mazhab Sinisme. Ia merupakan salah satu murid dari Socrates. 


Ciri dari filsafat sinisme yaitu kesederhaan. Filsafat ini memiliki semboyan "betapa banyak benda yang tidak

kuperlukan”. Itulah mengapa Antisthenes hidup di dalam tong. Sinisme tidak membutuhkan banyak harta. Mereka justru beranggapan bahwa kekayaan dan tahta tidaklah terlalu penting. 


Demikianlah terdapat perbedaan jauh antara makna sinis yang kita kenal saat ini dengan sinisme sebagai sebuah aliran filsafat. 


Karena sinisme tidak selalu bermakna negatif, sebuah blog bernama  https://cynical-c.com cukup menarik untuk melihat perkembangan isi blognya.