Pengedaran dan penggunaan uang Rupiah di seluruh penjuru NKRI memiliki nilai strategis yang tidak dapat diabaikan. Rupiah bukan hanya alat transaksi pembayaran, tetapi juga simbol kedaulatan negara dan pemersatu bangsa. Oleh karena itu, memastikan ketersediaan Rupiah di seluruh pelosok negeri adalah tugas yang sangat penting bagi Bank Indonesia.
Namun, melaksanakan tugas ini bukanlah hal yang mudah. Dengan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, tantangan terbesar adalah menjangkau daerah-daerah yang sulit diakses, terutama di wilayah Terluar, Terdepan, dan Terpencil (3T). Selain itu, perbedaan tingkat pendidikan masyarakat juga mempengaruhi cara mereka memperlakukan uang, seringkali menyebabkan uang cepat rusak dan tidak layak edar. Di beberapa wilayah perbatasan, penggunaan mata uang asing sebagai alat pembayaran masih menjadi tantangan tersendiri.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, Bank Indonesia bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) dan perbankan. Kolaborasi ini telah terjalin sejak tahun 2012 dan terus berlanjut hingga tahun 2024 melalui kegiatan kas keliling di daerah 3T. Pada tahun 2024, program ini diberi nama Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB), yang akan dilaksanakan sebanyak 18 kali di 18 provinsi, dengan target mengunjungi 90 pulau.
Kalimantan Barat terpilih sebagai salah satu tuan rumah ERB 2024, di mana merupakan yang ketiga kalinya bagi Kalbar. Ekspedisi ini dilaksanakan pada tanggal 7 s.d. 13 Juni 2024, menggunakan Kapal Perang KRI Karotang - 872. Ekspedisi ini mengunjungi lima pulau terluar di Kalimantan Barat, yaitu Pulau Padang Tikar, Pulau Karimata, Pulau Maya, Pulau Cempedak, dan Pulau Pelapis.
Hasil dari Ekspedisi Rupiah Berdaulat di Kalimantan Barat sangat memuaskan. Dari total modal kerja sebesar Rp11,69 miliar yang dibawa, seluruhnya berhasil diserap, meningkat signifikan dibandingkan realisasi tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp2,6 miliar. Jumlah bilyet modal yang terserap juga mengalami peningkatan drastis, mencapai 2,05 juta bilyet, naik 1.040% dari tahun sebelumnya.
Program penukaran uang dilakukan melalui dua metode: retail dan wholesale. Penukaran uang secara retail memungkinkan masyarakat untuk menukarkan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) dengan Uang Hasil Cetak Sempurna (HCS), mendukung kebijakan clean money policy. Penukaran secara wholesale dilakukan melalui perbankan setempat untuk memastikan ketersediaan uang tunai berkualitas di seluruh wilayah Kalimantan Barat.
Selain memastikan ketersediaan uang Rupiah, ERB Kalbar 2024 juga memiliki tujuan edukatif bagi masyarakat setempat melalui program CBP Rupiah Pelaksanaan edukasi CBP Rupiah dilakukan kepada ibu rumah tangga, remaja, anak sekolah, dan pemuka desa yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa Rupiah bukan hanya alat transaksi, tetapi juga simbol kedaulatan negara.
Dalam rangkaian acara ERB Kalbar 2024, Komandan KRI Karotang 872 Mayor Laut (P) Lucky Heri Kristianto mengadakan sesi Leadership dan Capacity Building yang dirangkai dengan tradisi mandi khatulistiwa dan latihan menembak. Tradisi mandi khatulistiwa ini dikenal sebagai prosesi yang menandai penerimaan para pelaut muda menjadi warga laut. Kegiatan mandi khatulistiwa merupakan tradisi maritim untuk pembentukan karakter dan semangat juang, sementara latihan menembak bertujuan mengasah softskill dalam penggunaan senjata.
Ekspedisi Rupiah Berdaulat Kalimantan Barat 2024 tidak hanya berhasil meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penukaran uang, tetapi juga memperluas distribusi uang Rupiah di daerah-daerah terpencil. Peningkatan signifikan dalam jumlah uang dan bilyet modal yang terserap menunjukkan bahwa strategi distribusi uang yang lebih inklusif dan efektif berhasil diimplementasikan. Dengan evaluasi yang tepat, program ini dapat terus ditingkatkan untuk menjangkau wilayah-wilayah yang masih sulit diakses, memperkuat literasi keuangan, dan memastikan bahwa Rupiah tetap menjadi simbol kedaulatan bangsa yang dihormati di seluruh pelosok negeri.
Penulis: Hendy Pebrian Azano Ramadhan Putra, Pegawai Bank Indonesia