Sejarah lengkap Hari Gizi Nasional tidak bisa dipisahkan dari kiprah Prof. Poorwo Soedarmo yang gigih memperjuangkan dan menyelesaikan persoalan gizi Indonesia diawal masa kemerdekaan.
Berikut timeline
lengkap sejarah Hari Gizi Nasional di Indonesia dan sejarah pendidikan gizi di
Indonesia
1950 : Menteri Kesehatan J Leimena mengangkat
Poorwo Soedarmo sebagai kepala Lembaga Makanan Rakyat (LMR) Lembaga ini merupakan bagian dari Lembaga
Penelitian Kesehatan yang dikenal sebagai Lembaga Eijckman. Sebelumnya lembaga
penelitian gizi dilakukan oleh Instituut Voor Volksvoeding
(IVV) untuk kepentingan Belanda. Setelah
diambil alih barulah penelitian gizi diarahkan untuk mengatasi permasalahan gizi Indonesia pada masa awal kemerdekaan.
25 Januari 1951 : Didirikan Sekolah DJuru Penerang
Makanan (SDPM) oleh LMR sekaligus dimulainya pengkaderan tenaga gizi Indonesia.
Momentum ini yang menandai peringatan Hari Gizi Nasional.
1953 :
Berdirinya Sekolah Ahli Diet
1956 :
Berdirinya Akademi Pendidikan Nutrisionis/Ahli Diet (APN/AD) akhirnya menjadi
Akademi Gizi pada tahun 1965.
1958 : Pendirian Bagian Imu Gizi, FKUI.
mid 1960an - Inisiasi Hari Gizi Nasional oleh
Lembaga Makanan Rakyat.
mid 1970an - Hari Gizi Nasional diperingati
oleh Direktorat Gizi Masyarakat, selanjutnya menjadi agenda resmi Kementerian
Kesehatan.
2001 - Lembaga
Makanan Rakyat berubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi (Puslitbang Gizi) Departemen Kesehatan R.I.
Kemudian berubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 1277/ Menkes/SK/XI/2001. Selanjutnya nama Puslitbang Gizi dan Makanan
dikukuhkan kembali sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 1575/ Menkes/
PER/XI/2005.
1992 :
Konfrensi Pangan sedunia di Roma mengeluarkan prinsip “Nutrition Guide for
Balanced Diet”
1993 :
Mengambil prinsip Konfrensi Pangan Sedunia, Indonesia mengganti 4 Sehat 5
Sempurna dengan 13 Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) di Indonesia dan mulai berlaku
pada tahun 1995-2013.
27 Januari
2014 : Setelah dilakukan survei kembali terkait gizi, ketigabelas pesan PUGS
belum mencapai hasil maksimal. Direktorat Bina Gizi Kemenkes RI
menyelenggarakan workshop untuk menyusun Pedoman Gizi Seimbang dan akhirnya
dibuatlah 10 Pesan Umum Gizi Seimbang dan Pesan Khusus Gizi Seimbang.
Tokoh Gizi Indonesia
Tak lengkap
membicarakan gizi nasional tanpa sosok Prof. Poorwo
Soedarmo. Namanya
memang tidak bisa dilepaskan dari pendidikan gizi di
Indonesia. Tak heran, jika kemudian beliau dinobatkan sebagai Bapak Gizi
Indonesia oleh Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) pada Kongres I Persatuan Ahli Gizi Indonesia
tahun 1967.
Prof. Poorwo menjadi guru besar pertama Ilmu Gizi di Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada tahun 1958. Ia pula yang
mengenalkan konsep 4 sehat 5 sempurna. Ia juga menjadi orang pertama yang
memperkenalkan ilmu ‘Home Economics’ atau Ilmu Kesejahteraan Keluarga di Indonesia tahun
1957.
Poorwo tercatat sebagai penerima Bintang
Mahaputra Utama tahun 1992 dari Pemerintah atas jasanya mengembangkan gizi.
Prof Poorwo
(beberapa menuliskannya menjadi Poerwo/Purwo Soedarmo) lahir di Malang, Jawa
Timur, 20 Februari 1904. Selepas dari lulus sekolah kedokteran STOVIA tahun
1927. Ia bekerja sebagai kepala
pelayanan medis hingga tahun 1948. Setelah mendapat ijazah dokter dari Ida
Gaigako, ia kemudian menjadi dokter kapal ‘Polodarus’.
Ia kemudian
berlayar ke Belanda dan menuju London di
tahun 1949. Di London inilah ia mulai tertarik tentang bidang nutrisi. Di
London School of Hygiene and Tropical Medicine, Poorwo melakukan studi tentang
malaria dan peran DDT untuk mengontrol malaria bersama Prof. McDonald.
Pendidikan Ilmu
Gizi didalami di Post Graduate Institute, London (1949) dan Institute of
Nutrition, Manila (1950). Kemudian mendalami ilmu itu di School of Public
Health and Nutrition, Harvard University (1954-1955). Bekal ilmu inilah yang
kemudian di dedikasinnya untuk bangsa dan tanah air yang dicintainya.