Aktualita.co - Kondisi sampah di Indonesia saat ini sangat mencekam. Dari 60 juta ton sampah yang dihasilkan, 15 persennya merupakan sampah plastik yang tidak hanya membanjiri tempat pembuangan akhir, namun juga lautan Indonesia.
Berdasarkan data Bank Dunia tahun 2018, 87 kota pesisir di Indonesia memberikan kontribusi 2 juta ton sampah plastik ke laut.
Hasil penelitian Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan presentase rata-rata sampah plastik berkisar 35,79 sampai 59,37 dari total sampah laut yang terdampar dan sampah plastik yang dominan ditemukan adalah sampah plastic sekali pakai.
Kota Makassar memiliki garis pantai yang membentang sepanjang koridor barat dan utara juga terancam akan keberadaan sampah yang mencemari laut. Sehingga perlu ada gerakan bersama untuk menyuarakan keadaan darurat sampah terutama sampah plastic yang mencemari laut.
Bersih Pantai dan Laut merupakan salah bentuk kegiatan yang dilakukan banyak pihak untuk menyadarkan masyarakat pentingnya menjaga kebersihan laut.
Pandu Laut Nusantara, Yayasan Eco Nusa dan Yayasan Konservasi Laut (YKL) Indonesia melakukan gerakan bersama bersih pantai dan laut di Pantai Tanjung Bayang, Makassar pada Minggu (15/03/2020).
Gerakan bersama yang diikuti 57 organisasi dan komunitas serta masyarakat umum dengan jumlah peserta sekitar 1300 orang ini diharapkan dapat mengajak masyarakat khususnya masyarakat kota Makassar untuk tidak membuang sampah ke laut dan juga mengurangi pemakaian plastik sekali pakai agar tidak berdampak pada kerusakan ekosistem laut.
Direktur YKL Indonesia, Nirwan Dessibali menyatakan bahwa gerakan bersih pantai dan laut ini harus terus dilakukan oleh berbagai pihak selain untuk mengurangi masuknya sampah ke lautan namun untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya kebersihan laut.
“Laut berkontribusi besar terhadap kehidupan masyarakat di Kota Makassar sehingga masyarakat perlu menjaga kebersihan dan kesehatan laut untuk keberlangsungan hidupnya,” ujarnya.
Muhammad Fauzi Rafiq sebagai Team Leader kegiatan menyampaikan dalam waktu sekitar dua jam peserta mengumpulkan sebanyak 1436,12 kg sampah disepanjang pantai Tanjung Bayang, Pantai Layar dan Pantai Angin Mammiri yang memiliki panjang sekitar 1 km.
Sampah yang dikumpulkan terdiri dari plastik keras 169,38 kg (11,79%), plastik lunak 96,05 kg (6,69%), logam 21,14 kg (1,47%), karet 16,9 kg (1,18%), Styrofoam 312,53 kg (21,76%), kaca 193,24 kg (13,46%), kertas 16,73 kg (1,16%), kayu 63,34 kg (4,41%), kain 47,52 kg (3,31%), bahan berbahaya dan beracun 4,27 kg (0,30%), organik 289,66 kg (20,17%), dan sampah lainnya 205,36 kg (14,30%).
“Dari hasil bersih pantai dan laut terlihat bahwa sampah plastik mendominasi terutama plastik sekali pakai. Ini tentu berbahaya bagi kesehatan laut mengingat bahwa sampah plastik dan styrofoam memerlukan ribuan tahun untuk bisa terurai,” ujar Oci sapaan akrab Muhammad Fauzi Rafiq.
Ketua Umum Pandu Laut Nusantara, Bustar Maitar menyatakan bahwa perlunya kesadaran masyarakat untuk mengurangi pemakaian plastik sekali pakai.
“Gerakan bersih pantai dan laut ini merupakan wadah untuk pemerintah, organisasi atau komunitas yang peduli laut untuk bersama-sama memberikan contoh yang baik untuk masyarakat sehingga masyarakat nantinya dapat mengikuti kebiasaan bersih pantai ini. Dan diharapkan dapat merubah kebiasaan masyarakat untuk menggunakan plastik sekali pakai dan kebiasaan membuang sampah di laut,” ujarnya.
Diharapkan gerakan bersih pantai dan laut ini dapat menjadi agenda rutin Kota Makassar dan juga diikuti di berbagai kota di Indonesia. Sehingga dapat mengembalikan keindahan, kebersihan dan kesehatan laut Indonesia.
Sementara salah satu peserta, Yendi Mansur Alfarizi dari Duta Lingkungan Sulselbar menyebut kegiatan ini sangat positif dan harus menjadi agenda rutin.
“Sebagai generasi milenial, sebetulnya itu harusnya banyak memberi inspirasi bukan hanya kepada generasi muda, tetapi juga kepada generasi berikutnya. Jadi dengan adanya kegiatan ini, akan banyak anak muda yang sama-sama bergerak concern menjaga lingkungan,” ujarnya.
Terpisah, Odiz mengaku kedatangannya dalam aksi bersama bersih pantai ini karena prihatin dengan kondisi pantai dan laut Kota Makassar.
“Saya datang secara pribadi, saya bukan orang Makassar, kebetulan saya kerja disini, terus melihat event ini. Sebelumnya, pernah datang ke pantai ini juga dan melihat kondisinya tidak sebagaimana harusnya pantai. Banyak sampah, karena sayang banget kan, Sulawesi itu pantainya bagus-bagus, tapi banyak sampah, jadi keindahannya berkurang,” ujar Odiz.
“Waktu lihat acara ini, saya tergerak untuk ikut. Paling tidak, saya bisa berkontribusi melalui hal-hal kecil yang bisa saya lakukan buat daerah dimana saya tinggal,” Odiz menambahkan.