Aktualita – Bupati Sumba Barat Daya (SBD), Kornelius Kodi Mete resmikan perpustakaan ramah anak di SD Inpres Ndapa Taka, Kecamatan Wewewa Tengah, Jum’at pagi (13/9). Perpustakaan ini merupakan perpustakaan ketujuh di Pulau Sumba yang dikembangkan oleh INOVASI melalui kemitraan dengan Taman Bacaan Pelangi (TBP).
Selain Bupati Kodi Mete, hadir dalam kesempatan ini Manajer Program TBP, Monica Harahap, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sumba Barat Daya, Yublina Lena Dapasapu, Education Officer INOVASI NTT, Kania Dewi, sejumlah pejabat terkait, komite sekolah dan orangtua siswa.
“Kehadiran perpustakaan ini adalah hadiah yang tidak terukur nilainya bagi kita. Untuk itu mari memanfaatkan perpustakaan ini untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita,” himbau Bupati Kodi Mete.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Kodi Mete memperkenalkan tujuh program prioritas pemerintah daerah SBD selama lima tahun kedepan, yaitu Tujuh Jembatan Emas. Program tersebut meliputi Desa Bercahaya, Desa Berair, Desa Berkecukupan Pangan, Desa Sehat, Desa Cerdas, Desa Tentram, dan Desa Wisata.
Menurutnya, kehadiran perpustakaan ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program Desa Cerdas. Diakuinya, masih banyak anak-anak yang belum bisa membaca di usia yang seharusnya sudah bisa membaca. Perpustakaan ini ia harapkan dapat membantu mendorong minat baca anak-anak khususnya di SD Inpres Ndapa Taka agar kelak di masa depan, mereka siap memajukan daerahnya.
Bupati Kodi Mete memberikan apresiasi yang tinggi kepada INOVASI dan TBP atas upaya yang telah dilakukan dan mengajak anak-anak untuk terus belajar. “Terima kasih kepada INOVASI dan TBP, masyarakat Wewewa Tengah, dan orangtua siswa di SD Inpres Ndapa Taka. Terima kasih kepada anak-anakku, belajarlah terus, supaya menjadi anak yang tidak hanya hebat tapi juga keluar dari kemiskinan,” ucap alumnus Fakultas Kedokteran, Universitas Gajar Mada ini.
Sebelumnya, Manajer Program TBP, Monica Harahap dalam sambutannya menekankan bahwa pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama semua pihak, termasuk pemerintah, sekolah, dan orangtua. “Pendidikan anak itu adalah tanggung jawab kita semua. Jadi kalau ada anak yang tidak dapat membaca, itu salah siapa? Salah kita semua!” tanyanya retoris.
Ia juga mengajak orangtua untuk mendukung pembelajaran anak, khususnya saat di rumah. Melaui perpustakaan tersebut, anak-anak boleh meminjam buku dan dibawa ke rumah agar mereka dapat belajar di rumah dan didampingi oleh orangtua. Sementara di sekolah, setiap kelas telah menentukan jadwal kunjungan wajib selama satu jam ke perpustakaan, sekali dalam seminggu. Pada jam kunjungan tersebut, guru kelas akan mendampingi siswa di perpustakaan.
Untuk perpustakaan ini, TBP menyumbangkan 1.000 eksemplar buku cerita anak yang sudah dijenjangkan sesuai dengan kemampuan membaca anak sekolah dasar pada umumnya. Sebelum peresmian, pustakawan, guru, dan kepala sekolah dibekali dengan pelatihan selama dua minggu untuk meningkatkan layanan perpustakaan. Pelatihan tersebut mencakup pelatihan manajemen perpustakaan dan pelatihan kegiatan membaca masing-masing satu minggu.
Sementara itu, Education Officer INOVASI NTT, Kania Dewi yang mewakili Hironimus Sugi sebagai Provincial Manager menyampaikan dalam sambutannya bahwa mengentaskan rendahnya tingkat literasi dasar di NTT khususnya di Sumba adalah pekerjaan rumah yang berat untuk diselesaikan. Oleh karena itu, ia mengatakan, “kami sebagai mitra pemerintah khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menggandeng lembaga lain yang memiliki tujuan yang sama, seperti TBP.”
Dengan adanya perpustakaan ini, ia berharap agar anak-anak dapat memperluas wawasan mereka melalui membaca. “Pepatah lama mengatakan, membaca adalah jendela dunia. Mari kita bersama-sama sepenuh hati membantu membuka jendela mereka lebar-lebar untuk melihat dunia seluas-luasnya,” imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut, Cornelia Ina Kii, Kepala Sekolah SD Inpres Ndapa Taka, saat dimintai keterangan usai peresmian, mengatakan bahwa pengelolaan perpustakaan selanjutnya bukan hal yang mudah. Namun diakuinya, pembekalan yang mereka dapatkan melalui TBP akan ia manfaatkan.
“Dalam membenahi perpustakaan selanjutnya, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi berbekal ilmu yang kami dapat dari pelatihan, saya akan mendorong guru-guru agar melaksanakan program yang telah ditetapkan,” tegasnya.
Bersama INOVASI, TBP sebelumnya telah meresmikan perpustakaan serupa di SD Inpres Poma di Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya pada 11 September, dan di SD Negeri Lokory, Kecamatan Tana Righu, Kabupaten Sumba Barat pada 12 September. Perpustakaan kedelapan yang berada di SD Katolik Kalelapa, Kecamatan Tana Righu, Kabupaten Sumba Barat akan diresmikan pada 16 September yang akan datang.
INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) adalah program kemitraan pendidikan antara Pemerintah Indonesia dan Australia yang bertujuan untuk menemukan dan memahami cara-cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa – khususnya yang berkaitan dengan kemampuan literasi dan numerasi, baik itu di kelas maupun di sekolah. Bekerja dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama, INOVASI menjalin kemitraan dengan 17 kabupaten yang tersebar di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan Jawa Timur. Program ini berjalan sejak tahun 2016 hingga tahun 2019 dan dikelola oleh Palladium atas nama Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia.