Tidak seperti jamaah haji yang wafat di Makkah pada umumnya yang biasanya dimakamkan di kompleks pemakaman SOraya yang berada di pinggiran Kota Mekkah, sekitar 4 kilometer ke arah Masjid Ja'ronah atau sekitar 20 kilometer utara Mekkah.
Inilah fakta unik tentang kompleks pemakaman Ma'la yang ada di Kota Makkah dan menjadi tempat peristirahatan terakhir ulama besar ini.
Baca Juga : Quote dan Nasehat Mbah Maimun yang Tak Terlupakan
1. Lokasi Kompleks Pemakaman Ma'la
Banyak jamaah yang menjadikan Ma'la sebagai destinasi wisata ziarah atau religi para jamaah haji dan umrah di Mekah. Walaupun demikian terkadang peziarah hanya boleh dari luar pagar.
Pemakaman Al Ma'la hanya berjarak 1 km dari Masjidil Haram ke arah utara, di daerah Al Hajun. Dari pintu keluar Marwa di tempat Sa'i, butuh jalan kaki sekitar 15 menit. Lokasinya sebelah Masjid Jin yang bersejarah juga.
2. Khusus Bagi Warga Makkah dan Orang Tertentu
Ma'la diperuntukkan bagi warga Makkah dan orang tertentu yang dapat izin dari Pemerintah Provinsi Makkah.
Selain Mbah Moen, ulama besar lainnya asal Indonesia Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani yang pernah menjadi imam Masjidil Haram juga dimakamkan di kompleks makam Ma'la.
3. Makam Kerabat Rasul
Di Ma'la juga dimakamkan jasad dari istri Rasulullah Muhammad SAW, sang Ummul Mukminin, Siti Khadijah al-Kubra binti Khuwailid RA.
Selain itu dikompleks ini juga dimakamkan Siti Aminah, ibu Nabi Muhammad SAW; Abdul Muthalib, kakek Rasulullah; serta Paman Nabi, Abu Thalib
Dua anak sahabat Rasul, Abu Bakar bin Shiddiq yakni Abdurrahman dan Asma juga termaktub menjadi penghuni Ma'la.
4. Kompleks Makam Tertua
Kompleks pemakaman Ma'la merupakan salah satu pemakaman tertua yang ada di kota Makkah. Warga lokal menyebutnya Jannat Al Mualla atau bernama lengkap Maqbarah Jannatul Ma'la. Pemakaman ini sudah ada di Mekah sejak sebelum Nabi Muhammad SAW lahir dan masih ada sampai sekarang.
5. Tak ada batu nisan
Dulunya, bentuk pemakaman di Ma'la sama seperti di belahan dunia lain. Namun sejak 1925 bangunan makam dihancurkan. Tidak ada lagi bentuk makam dan batu nisan. Yang tersisa hanyalah tanah yang rata dan jejeran batu sebagai penanda makam.