Aktualita.co - Siapa sangka, Indonesia berhasil menempatkan satu atletnya dalam jajaran pelari dunia. Dia adalah Lalu Muhammad Zohri yang berhasil meraih medali emas Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Temper, Finlandia di nomor bergengsi, lari 100 meter putra pada 11 Juli 2018.
Ini tentu kabar baik bagi Indonesia, karena Lalu Muhammmad Zohri barulah berusia 18 tahun. Lalu berhasil meraih emas pada nomor lari 100 meter.
Berlaga di nomor 100 meter, Zohri yang baru pertama kali mengikuti ajang Kejuaraan Dunia U-20 ini menempati lintasan lari (lane) paling luar alias jalur kedelapan pada babak final. Posisi tersebut kerap diasosikan dengan lintasan atlet tak diunggulkan, disebut terakhir seperlunya.
Tak tanggung tanggung, pelari berkode IAAF 373792 ini berhasil memecahkan rekor nasional lari 100 meter U-20 dengan catatan waktu 10,18 detik.
Komentator pada lomba tersebut menyebut jika peristiwa ini adalah sejarah besar dalam lari 100 meter final. Dalam akun twitter IAAF bahkan menuliskan, "Lalu Muhammad Zohri becomes the First Indonesian ever to win any medal of any kind at these championships".
Dalam 32 tahun sejarah Kejuaraan Dunia Atletik U-20 IAAF, penampilan terbaik seorang atlet Indonesia adalah finis kedelapan di 100 meter heat pada edisi perdana 1986. dan Lalu Muhammad berhasil menghapus catatan tersebut.
Sebenarnya tidak hanya menjadi atlet Indonesia pertama yang menjuarai kejuaraan dunia tersebut, tetapi juga menjadi atlet Asia Tenggara pertama yang menjadi juara di kejuraan dunia atletik tersebut.
Zohri ikut kejuaraan dunia lari U-20 memang hanya mencari pengalaman tanding, sehingga ia tidak menyangka jika dirinya yang akhirnya keluar sebagai juara sehingga Zohri yang tidak menyiapkan bendera khusus. Hingga kemudia berhasil didapatkan bendera Indonesia saat akan dilakukan sesi wawancara.
Lalu sekaligus juga memecahkan rekornas Yunior atas nama dirinya dari 10.25 menjadi 10.18 detik. Bahkan rekor Lalu ini mendekati rekornas Senior yang masih dipegang Suryo Agung Wibowo dengan waktu 10.17 detik.
"Saya mau berpesta malam ini, saya sangat gembira dengan personal best saya, dan rekor nasional yang saya dapatkan. Saya akan bersiap untuk Asian Games bulan depan, ini menjadi pengalaman paling menyenangkan sepanjang karir saya," ujar Lalu, seusai lomba.
Lalu Muhammad Zohri adalah atlet asal Lombok yang lahir di Karang Pansor, Lombok Utara pada 1 Juli 2000.
Selain pada nomor 100 meter, biasanya Lalu juga turun pada nomor 200 meter dan 4x100 meter.
Sebelumnya pada bulan Februari di test event Asian Games 2018, Lalu Muhammad Zohri harus puas dengan raihan perak dengan catatan waktu 10,32 detik.
Bakat Lalu Muhammad Zohri memang banyak mengagetkan pecinta Atletik. Salah satunya saat Lalu Muhammad Zohri membuat catatan waktu 10,27 detik di Kejuaraan Nasional antar PPLP se-Indonesia, November 2017 yang sempat membuat panitia tidak percaya, sehingga membuat panitia memeriksa ulang timing system, wind speed, dan jarak trek. Dikejuaraan antar PPLP tersebut, Lalu Muhammad Zohri berhasil meraih 7 medali emas.
Zohri memang menjadi binaan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) di Mataram dan dilatih oleh Komang Budi Gegama.
Zohri yang juga merupakan atlet andalan NTB di PON dan disiapkan untuk PON 2020 Papua. Untuk skala nasional, Zohri memang memiliki segudang prestasi. Diantaranya menjadi juara di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) U-18 dan U-20 Rawamangun Jakarta. Ia juga mencatatkan prestasi di ajang Jatim Open Junior dan dan terakhir di Popnas Jateng hingga kemudian dia meraih dua medali lari 100 m dan 200 m.
Bakat Lalu Muhammad Zohri terpantau oleh pelatih lari jarak pendek pelatnas Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), Eni Saeni yang meminta Lalu Muhammad Zohri terbang menuju Jakarta untuk mengikuti pelatnas jelang Asian Games 2018.
Menariknya, saat direkrut masuk pelatnas Lalu Muhammad Zohri disiapkan untuk menjadi pelari pengganti nomor estafet 4x100 meter pada awal 2018. Ia menjadi pengganti Iswandi, atlet lari yang mengalami cidera.
"Dengan potensi yang dimiliki, Lalu bisa mencapai 10,00 detik suatu hari nanti. Dia punya faktor genetika yang baik sebagai pelari, dan kecerdasan dalam mempelajari teknik berlari," ujar Eni suatu waktu.
Juara Yang Lahir Dari Keterbatas
Tampilnya Lalu Muhammad Zohri sebagai juara dunia rupanya memiliki cerita yang dipenuhi dengan keterbatasan. Rumah keluarga Zohri yang berada di dusun Karang Pangsor, Lombok Utara bisa disebut penuh dengan kekurangan. Rumah tersebut terbuat dari ayaman bambu dan kayu yang mulai lapuk. Tampak pada bagian dindingnya beberapa ditutupi koran untuk menutupi lubang. Karena itu, salah satu cita cita Lalu Muhammad Zohri adlah membuatkan rumah untuk saudara saudaranya.
Badok, demikian ia sering disapa di kampungnya menjalani masa mudanya tanpa ayah dan ibu. Kedua orang tuanya, Lalu Ahmad Yani meninggal pada tahun 2017 dan ibundanya, Saeriah meninggal pada tahun 2015.
Lalu Muhammad Zohri adalah anak keempat dari empat bersaudara yaitu Baiq Fazilla (29), Lalu Ma'rib (28), Baiq Fujianti (alm) dan Lalu Muhammad Zohri.
Karir lari Muhammad Zohri dimulai saat ia duduk di bangku SMP 1 Pemenang. . Guru olahraganya, Rosidh yang berhasil menemukan talentanya. Rosida kerap meminta Zohri ikut latihan lari, tetapi saat itu sempat Zohri lebih menyukai sepakbola selayaknya anak anak seusianya. Saat kelas 3 SMP, Rosida mendaftarkan Zohri kejuraaan atletik daerah. Dari sanalah kemudian Zohri mendapat tawaran bersekolah sekaligus berlatih di Sekolah Menengah Pertama Negeri PPLP NTB yang menawarinya masuk ke sekolah khusus untuk atlet tersebut.
Saat ini Zohri tercatat sebagai siswa kelas 2 di SMA Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP) Nusa Tenggara Barat.
Kakaknya, Baiq Fazilla (29) menceritakan jika setahun sebelum menjadi juara dunia, Zohri sempat meminta uang kepada kakaknya karena ingin membeli sepatu seharga Rp. 400.000. Hal ini karena Zohri akan berangkat ke Jakarta untuk bertanding ke luar negeri. Saat itu kakaknya hanya memberikan uang seadanya.
Masih menurut penuturan Fazilla, adiknya termasuk anak yang pendiam dan tidak banyak menuntut. Sadar dengan keterbatasannya, Lalu Muhammad bahkan latihan tanpa menggunakan alas kaki. Zohari kerap berlari keliling kampung dan menyusuri pantai tanpa menggunakan alas kaki.
Dalam pantauan Aktualita dari berbagai turnamen luar negeri yang diikuti Zohri sebelum kejuaraan di Finlandia ini, beberapa yang diikutinya yaitu di Amerika pada ajang Westwood Rafer Johnson&Jackie Joyner-Kersee Invitational pada April 2018 lalu Torrance Mt. SAC Relays juga di Amerika Serikat beberapa hari setelahnya.
Lalu Muhammad Zohri kemudian lanjut ke Jepang dalam kejuaraan Gifu Asian Junior Championships pada bulan Juni 2018. Di Jepang iya menjadi juara dengan catatan waktu 10,27 detik.
Catatan waktu Zohri terus dipertajam menjadi 10,03 detik saat ia tampil di Osaka, bulan Mei lalu.
ZOHRI di Asian Games 2018
Setelah mendapakan prestasi gemilang di Kejuaraan Dunia Atletik U-20. Zohri mendapatkan perhatian besar di Asian Games 2018. Zohri yang tadinya hanya akan diturunkan di nomor estafet 4x100 meter didesak untuk ikut serta di nomor bergengsi 100 meter.Prestasi Zohri cukup baik dengan berhasil masuk ke final. Pada babak semifinal, Lalu Muhammad Zohri mencatat waktu 10,24 detik. Pada semifinal heat 1, dia hanya kalah cepat dari dari atlet Arab Saudi, Mohammed Abdullah Abkar (10,21 detik).
Lalu Muhammad Zohri, finis di posisi ketujuh. Atlet berusia 18 tahun itu memiliki catatan waktu 10,20 detik. Catatan waktu itu lebih lambat 0,02 detik dari pencapaiannya pada Kejuaraan Dunia Junior di Finlandia, Juli lalu. Namun, 10,20 detik itu adalah catatan terbaik Zohri pada Asian Games 2018.
Prestasi justru dicapai Zohri di nomor estafet 4x100 meter. Bersama Fadlin, Eko Rimbawan, dan Bay Kertanegara, Zohri menjadi pelari kedua. Mereka pun berhasil meraih perak dengan catatan waktu 38,77 detik yang juga memecahkan rekor nasional.
Baca Juga : Ini yang Membuat Medali Perak Zohri CS di Asian Games 2018 Istimewa
Daftar Kejuaraan Lari Yang Diikuti Lalu Muhammad Zohri tahun 2018
Zohri di Kejurnas Atletik 2019
Lalu Muhammad Zohri tidak diturunkan di Kejurnas Atletik Agustus 2019 lalu. Zohri hanya diturunkan di lari jarak pendek 200 meter U-20. Hasilnya, sprinter Indonesia Lalu Zohri memecahkan rekor nasional (rekornas) lari jarak pendek 200 meter U-20 setelah 10 tahun lamanya dipegang Franklin Burumi.
Zohri berhasil mencatatkan waktu 21,14 detik dan merupakan rekor baru yang sebelumnya dipegang oleh Franklin Burumi dengan catatan waktu 21,27 detik. Rekor ini dibukukan Franklin pada Kejurnas Atletik 2009 di Stadion Madya, Senayan, Jakarta.