"Dibeli oleh mereka (Bangladesh) sebanyak 1.034 bus. Jadi harga 1 bus sekitar Rp 1,9 miliar," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, Arlinda akhir pekan lalu.
Tawaran ekspor bus tersebut diperoleh Indonesia setelah mengikuti Pameran Produk Indonesia yang dihadiri pelaku usaha dari berbagai negara. Dari pameran tersebut tercatat transaksi antara Bangladesh dan Indonesia sebanyak US$ 179,79 atau hampir Rp. 4,3 trilyun.
Seperti diketahui, Bangladesh tidak hanya menjadi pasar bagi bus Indonesia tetapi juga lokomotif asal Indonesia.
Mengenal Perusahaan Karoseri CV Laksana
Dengan keberhasilan ini, maka industri karoseri Indonesia semakin diperhitungkan. CV Laksana merupakan perusahaan karoseri yang sudah berusia lebih dari 40 tahun, dan banyak mengerjakan karoseri bus. Karoseri Laksana telah ada sejak tahun 1967 dan didirikan oleh Yusuf Arman di Semarang.Selain Bangladesh, CV Laksana yang bermarkas di Ungaran, Jawa Tengah itu, sejak tahun 2008 sudah mengirim bus rakitannya ke Fiji. Untuk Fiji, CV Laksana memproduksi karoseri bus untuk pariwisata dan juga bus klub sepakbola negara tersebut.
"Kita sudah ekspor hampir 200 unit ke negara Kepulauan Fiji," ungkap Direktur Teknik Laksana Bus, Stefan Arman seperti dilansir DetikOto.
CV Laksana juga menjadi perusahaan karoseri yang mengerjakan bus milik PT TransJakarta sejak tahun 2006 dan pada 2010 telah memproduksi bus gandeng (articulated bus)
Pada 2017, CV Laksana telah memiliki kapasitas produksi 1.200 bis per tahun untuk memenuhi kebutuhan pasar di dalam dan luar negeri.